Beda Silaturahmi dan Silaturahim
Silaturahmi
terdiri dari dua kata yaitu Silah yang artinya menyambung dan Rahmi artinya
rasa nyeri yang diderita pada ibu saat melahirkan.
Jadi
Silaturahmi artinya menyambung rasa nyeri yang diderita pada ibu saat hamil,
atau adanya mengartinkan rahmi adalah perut jadi menyambung perut.
Silaturahim
terdiri dari dari dua kata yaitu Silah yang artinya menyambung dan Rahim
artinya rasa kasih sayang.
Jadi
silaturahim artinya menyambung rasa kasih sayang atau yang mengartikan
menyambung kekerabatan atau kekeluargaan.
Sedangkan
menurut Rasulullah SAW :
ليس
الواصل بالمكافئ ، ولكن
الواصل الذي إذا قطعت رحمه وصلها
“Yang disebut bersilaturahim itu bukanlah seseorang yang membalas
kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahim itu ialah menyambungkan apa yang telah putus” (HR
Bukhari)”
Maksud hadist
diatas, adalah menjelaskan hakikat silaturahim yaitu menyambung kekeluargaan
dengan membalas kebaikan saat ada orang yang memutuskan hubungan keluarga dan
berbuat tidak baik padanya, bukan membalas kebaikan orang yang berbuat baik dan
senang kepada kita.
Dari Abu
Hurairah ra. :
اتى رَجُلٌ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلََّمَ فَلَالَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ اِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُوْنَ
وَأَحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسٍيْئُونَ إِلَىَّ وَيَجْهَلُوْنَ عَلَى وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ،
قَالَ: لَئِنْ كُنْتَ كَمَا تَقُوْلُ كَأَنَّمَا تُسْفُّهُمُ الْمَلَّ، وَلاَ يَزَالُ
مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتُ عَلَى ذَلَكَ
ada seorang
laki-laki pernah berkata : “Ya Rasulullah, saya punya kerabat. Saya selalu
berupaya untuk menyambung silaturahim kepada mereka, tetapi mereka
memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik kepada mereka, tetapi
mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk lemah lembut terhadap mereka,
tetapi mereka cuek kepada saya.” Maka Rasulullah bersabda : “Jika
benar seperti apa yang kamu katakan, maka kamu seperti memberi makan mereka
debu yang panas dan selama kamu berbuat demikian maka pertolongan Allah akan
selalu bersamamu” (Hr. Muslim)
ANJURAN,
LARANGAN, ANCAMAN DAN KEUTAMAAN BERSILATURAHIM
Firman Allah
SWT dalam surat An Nisa : 1
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَامَ ... ….
“Bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim”
Adh Dhahhak mengatakan yang dimaksud ayat ini :
bertakwalah kepada Allah yang dengan-Nya kalian saling mengikat janji dan
persetujuan serta takutlah kalian memutuskan silaturrahim namun berupayalah
untuk berbuat baik dan menyambungnya.
Firman Allah
SWT dalam surat Ar Ra’d : 21
والذين
يصلون ما أمر الله به أن يوصل ....
“Dan
orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan”
Dalam
Nashoihul Diniyah Imam Haddad, mengatakan salah satu yang diperintahkan Allah
kepada para hamba-Nya untuk disambung adalah Silaturrahim (kekerabatan), bahkan
Allah melaknat orang-orang yang memutuskan hubungan keluarga (silaturrahim)
Firma Allah
SWT dalam surat Ar Ra’d : 25
“Orang-orang
yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa
yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi,
orang-orang itulah yang memperoleh laknat dan bagi mereka tempat kediaman yang
buruk (jahanam)”
Ayat ini
menjelaskan tentang sifat-sifat orang celaka, diantaranya adalah orang munafik
sebagaimana dalam hadist :
آية المنافق ثلاث ، إذا حدث كذب ، وإذا وعد أخلف
، وإذا اؤتمن خان
“Tanda orang
munafik itu ada tiga : jika berkata ia berbohong, jika berjanji ia mengingkari
dan jika dipercaya ia mengkhianati”
Dalam tafsir
Ibnu Katsir dijelaskan sifat tanda munafik di atas adalah tanda orang munafik
yang tidak punya pendukung, tetapi jika mempunyai pendukung ada 6 yaitu :
Jika berbicara berbohong, jika berjanji mengingkari, jika dipercaya
berkhianat, mereka melanggar perjanjian yang ditetapkan, memutuskan apa-apa
yang Allah perintahkan agar dihubungkan dan berbuat kerusakan di bumi”
Firman Allah
SWT dalam surat Muhammad : 22 – 23
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن
تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ
“Maka apakah
kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan ?”
أوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ
فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
“Mereka
itulah orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan
dibutakan-Nya penglihatan mereka”
Dari ayat di atas
ada larangan secara khusus untuk memutuskan hubungan kekeluargaan karena itu diteruskan ayat 23, bahwa orang
yang demikian akan dilaknat oleh Allah SWT, mempunyai makna perintah dari Allah
untuk melakukan perbaikan di muka bumi dan menyambung tali silaturrahim yaitu
berbuat baik kepada sanak keluarga, baik melalui ucapan, perbuatan maupun harta
kekayaan.
Firman Allah
SWT dalam surat Al Baqorah : 27
ويقطعون ما أمر الله
به
“….Dan
memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya”
Maksudnya
adalah menyambung tali silaturrahim seperti yang ditafsirkan Qatadah dari QS.
Muhammad : 22 yang kemudian ditarjih (dikuatkan) oleh Ibnu Jarir.
Firman Allah
dalam surat Al Israa’ : 26
“Dan
berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros”
Ayat ini
sebelumnya membahas masalah birrul waalidain (berbakti kepada kedua orang tua),
dan Allah langsung menyambung dengan ayat ini yaitu berbuat baik kepada sanak
saudara dan silaturrahim.
Hadist
Rasulullah :
أفضل الصدقة على ذي الرحم
الكاشح
“Sebaik-baiknya
sedekah adalah diberikan kepada kerabat yang berhati busuk”
Maksud hadist
yang berhati busuk adalah kerabat yang menyimpan permusuhan.
Hadist Riwayat
Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah :
المتعدي في الصدقة كمانعها
“Orang yang
mengkesampingkan sedekah (dari kerabat), maka ia sama seperti orang yang tidak
mengeluarkan”
Hadist lain :
ان من يتصدق علي الا جانب
مع علمه بحاجة اقاربه الى صدقته لا يقبل الله صدقته
“Barang siapa
yang bersedekah pada orang lain sedangkan ia mengetahui bahwa kerabatnya lebih
membutuhkan sedekahnya, maka Allah tidak akan menerima sedekahnya”
Hadist lain :
اَلصَّدَقَةُ
عَلَى اْلأَجَانِبِ صَدَقَةٌ، وَالصَّدَقَةُ عَلَى اْلأَقَارِبِ إِثْنَتَانِ:
صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
“Sedekah
kepada orang lain hanyalah sedekah, sedangkan sedekah bagi kerabat nilainya dua
yaitu sedekah dan menyambung tali silaturrahim”
Menurut Imam
Hadad dalam Nashoihul Diniyah : Selama kebutuhan kaum kerabat tidak terlalu
mendesak, maka sedekah kepada orang lain tidak apa-apa, tetapi jika kebutuhan
kerabat sangat mendesak maka dialah orang yang paling berhak.
Hadist Qudsi
:
قال الله تبارك وتعالى : أنا الله وأنا الرحمن ،
خلقت الرَّحِم ، وشققت لها من اسمي ، فمن وصلها وصلته ، ومن قطعها قطعته
“Akulah Allah
dan Akulah yang Maha Pengasih, Aku telah ciptakan Rahim (kekerabatan) dan Aku
telah ambilkan kalimat ini dari nama-Ku. Maka barang siapa yang
menghubungkannya (silaturrahim), maka Aku akan berhubungan dengannya. Dan
barangsiapa yang memutuskannya, maka Aku akan memutusnya”
Hadist
Rasulullah SAW dir Riwayatkan Bukhori -
Muslim :
من كان يؤمن بالله واليوم
الاخر فليصل رحمه
“Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia menyambung tali
silaturrahim”
Hadist
Rasulullah SAW :
من سره
أن يمد له في عمره ، ويوسع له في رزقه ، ويدفع عنه ميتة السوء ؛ فليتق الله ،
وليصل رحمه
“Barang siapa
yang ingin dipanjangkan umurnya, dilapangkan rezekinya dan dihindarkan dari
kematian yang buruk, maka hendaknya ia bertakwa kepada Allah dan menyambung
tali silaturrahim”
Hadist
Riwayat Bukhori - Muslim
لا يدخل الجنة قاطع
“Tidak akan
masuk surge seorang pemutus tali persaudaraan (Silaturrahim)”
Hadist :
إن الرحمة لا تنزل على
قوم فيهم قاطع رحم
“Sesungguhnya
rahmat Allah tidak akan turun pada suatu kaum yang ada ditengah mereka seorang
yang memutuskan tali silaturrahim”
Perhatikan
hadist ini : Rahmat Allah tidak akan turun pada suatu kaum/kelompok/desa
lantaran ada orang yang memutuskan tali persaudaraan, lalu bagaimana dengan
orang itu sendiri ? Tentu Allah akan murka …. Dan sangat berat ketika Allah
memutuskan hubungan dari segala kebaikan.
Hadist
Rieayat Ibnu Majah :
أسرع
الخير ثوابا البر وصلة الرحم ، وأسرع الشر عقابا البغي وقطيعة
الرحم
Perbuatan
baik yang paling cepat balasan pahalanya adalah berbuat kebaikan dan menyambung
silaturrahim. Sedangkan perbuatan jahat yang paling cepat hukumannya adalah
kejahatan dan memutus tali silaturrahim”
Hadist Riwayat
Tirmidzi dan Ibnu Majah :
مامن ذنب أجدر أن يعجل الله تعالى لصاحبه العقوبة
في الدنيا مع ما يدخر له في الآخرة من البغي وقطيعة الرحم
“Tiada dosa
yang lebih pantas dipercepat hukumannya oleh Allah SWT bagi pelakunya di dunia
ini disamping siksa Allah SWT persiapkan di akhirat melebihi perbuatan jahat
dan memutus tali silaturrahim”
Hadist
Riwayat Atthabarani :
“dari Jabir
berkata : pada suatu hari ketika kami sedang berkumpul, tiba-tiba Nabi SAW
keluar dan bersabda : Hai kaum muslimin, bertaqwwalah pada Allah, dan
hubungilah family kerabatmu, sebab tiada pahala yang lebih cepat dari pada
menghubungi kerabat, dan awaslah kamu dari berbuat jahat/dhalim sebab tiada
siksa yang lebih cepat dari berbuat jahat, dan awaslah kamu dari durhaka kepada
kedua orang tua, sebab bau sorga itu dapat tercium dari jarak seribu tahun,
demi Allah tidak akan mendapat bau sorga orang yang durhaka kepada kedua orang
tuanya. Dan juga orang yang memutus hubungan keluarga dan orang yang selalu
berzina dan orang yang merendahkan kain di bawah mata kaki Karena sombong.
Kesombongan itu hanya hak Allah rabul ‘alamin.”
Hadist
Riwayat Al Ashbahani :
“Abdullah bin
Abu Auf berkata : Ketika kami (sahabat) sedang duduk disisi Nabi SAW tiba-tiba
beliau bersabda : Jangan duduk bersama kami orang yang memutuskan hubungan
keluarga. Maka berdirilah seseorang pemuda dari majelis itu dan pergi ke rumah
bibinya yang terjadi putus hubungan antara keduanya, maka ia lalu membacakan
istighfar untuk bibinya dan bibinya juga membacakan istighfar untuknya,
kemudian ia kembali ke majelis Nabi SAW itu. Maka sabda Nabi SAW : Sesungguhnya
rahmat Allah tidak turun atas suatu kaum bila diantara mereka ada orang yang
masih putus hubungan keluarrga.
Hadist
Riwayat Attharani dan Al HAkim :
“Abu Hurairah
ra berkata, Rasulullah SAW bersabda : Tiga macam siapa yang dapat melakukannya,
maka Allah menghisap dengan hisab yang ringan dan dimasukkan surge dengan
rahmat Allah. Sahabat bertanya : Apakah itu ya Rasulullah ? JAwab Nabi :
Memberi sesuatu kepada orang yang tidak suka memberimu. Dan menghubungi
keluarga yang akan memutuskan hubungan denganmu. Dan memaafkan orang yang dhalim/jahat
kepadamu. Maka jika kamu dapat mengerjakan itu, niscaya Allah memasukkan kamu
ke dalam surge”
Hadist
Riwayat Abu Ya’la :
Rasulullah
pernah ditanya : Andakah yang mengaku Rasulullah ? Rasulullah menjawab : Ya
Benar. Kemudian dia bertanya lagi : Ya Rasulullah amal apakah yang lebih
disukai Allah ? jawabnya : Al Iman kepada Allah, kemudian apa lagi ya
Rasulullah ? jawabnya Silaturrahim. Kemduian apa lagi ya Rasulullah ? Amar
Ma’ruf dan Nahi Munkar.
Ditanya lagi
: Ya Rasulullah amal apakah yang sangat dimurkai Allah ? Jawabnya :
Mempersekutukan Allah. Lalu apa lagi ? Memutuskan hubungan keluarga. Kemudian
apalagi ? Menganjurkan mungkar dan melarang berbuat kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar